sensor Aplikasi LED, Photodioda, dan Phototransistor




Aplikasi LED, Photodioda, dan Phototransistor



1. Tujuan [kembali] 

1)      Memahami karakteristik LED, photodioda, dan phototransistor
2)      Membuat rangkaian dari LED, photodioda, dan phototransistor
3)      Menjalankan dan menganalisa dari LED, photodioda, dan phototransistor

2. Alat dan Bahan [kembali]


1)    APDS-9002 (sebagai sensor dan LED) 
      




2)      Resistor



3)      Relay


4)      Lamp



5)      Motor


6)      Alternator
 

7) Transistor npn

8) Battery


3. Dasar Teori [kembali]


Phototransistor merupakan suatu jenis transistor yang sangat peka terhadap cahaya yang ada disekitarnya. Ketika basis menangkap cahaya maka  collector akan terhubung dengan emitter dalam hal ini transistor bekerja. Prinsip kerja phototransistor sama dengan transistor pada umumnya dengan kata lain phototransistor akan bekerja seperti saklar dengan parameter cahaya untuk mendapatkan kondisi ON dan OFF. Ketika cahaya dengan frekuensi diatas frekuensi ambang suatu bahan semikonduktor transistor pada daerah basisnya, maka terbentuklah pasangan elektron dan hole (lubang) sehingga akan menyebabkan arus seolah-olah mengalir masuk ke dalam basis. Besarnya arus ini bergantung pada besarnya intensitas cahaya yang diberikan atau diterimanya. Daerah utama dari terbentuknya arus ini adalah daerah persambungan kolektor dan basis.

Light Emitted Diode (LED) adalah komponen adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada bahan semikonduktor yang digunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.


Gambar Representasi skematik dari phototransistor bipolar sederhana.

Perhatikan bahwa phototransistor memiliki titik p-n yang besar wilayahnya merupakan bagian fotosensitif dari perangkat.






Struktur Phototransistor



Photo Transistor dirancang khusus untuk aplikasi pendeteksian cahaya sehingga memiliki Wilayah Basis dan Kolektor yang lebih besar dibanding dengan Transistor normal umumnya. Bahan Dasar Photo Transistor pada awalnya terbuat dari bahan semikonduktor seperti Silikon dan Germanium yang membentuk struktur Homo-junction.



Namun seiring dengan perkembangannya, Photo Transistor saat ini lebih banyak menggunakan bahan semikonduktor seperti Galium Arsenide yang tergolong dalam kelompok Semikonduktor III-V sehingga membentuk struktur Hetero-junction yang memberikan efisiensi konversi lebih tinggi. Yang dimaksud dengan Hetero-junction atau Heterostructure adalah Struktur yang menggunakan bahan yang berbeda pada kedua sisi persimpangan PN. 


Photo Transistor pada umumnya dikemas dalam bentuk transparan pada area dimana Photo Transistor tersebut menerima cahaya.



Bentuk dan Simbol Phototransistor
           
            Photo Transistor pada umumnya dikemas dalam bentuk transparan pada area dimana Photo Transistor tersebut menerima cahaya.   Berikut ini adalah bentuk dan simbol Photo Transistor (Transistor Foto).

Kelebihan dan Kelemahan Phototransistor
      Meskipun Phototransistor memiliki berbagai kelebihan, namun bukan juga tanpa kelemahan. Berikut ini adalah beberapa Kelebihan dan kelemahan Phototransistor :       
 

Kelebihan Phototransistor             
1.      Photo Transistor menghasilkan arus yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan Photo Diode.
2.  Photo Transistor relatif lebih murah, lebih sederhana dan lebih kecil sehingga mudah untuk diintegrasikan ke berbagai rangkaian elektronika.
3.  Photo Transistor memiliki respon yang cepat dan mampu menghasilkan Output yang hampir mendekati instan.
4.     Photo Transistor dapat menghasilkan Tegangan, sedangkan Photoresistor tidak bisa.
Kelemahan Phototransistor
1.       Phototransistor yang terbuat dari Silikon tidak dapat menangani tegangan yang melebihi 1000Volt.
2.       Phototransistor sangat rentan terhadap lonjakan listrik yang mendadak (electric surge).
3.       Phototransistor tidak memungkin elektron bergerak sebebas perangkat lainnya (contoh: Tabung Elektron).

4. Cara kerja [kembali]


Cara kerja Photo Transistor atau Transistor Foto hampir sama dengan Transistor normal pada umumnya, dimana arus pada Basis Transistor dikalikan untuk memberikan arus pada Kolektor. Namun khusus untuk Photo Transistor, arus Basis dikendalikan oleh jumlah cahaya atau inframerah yang diterimanya. Oleh karena itu, pada umumnya secara fisik Photo Transistor hanya memiliki dua kaki yaitu Kolektor dan Emitor sedangkan terminal Basisnya berbentuk lensa yang berfungsi sebagai sensor pendeteksi cahaya.

Pada prinsipnya, apabila Terminal Basis pada Photo Transistor menerima intensitas cahaya yang tinggi, maka arus yang mengalir dari Kolektor ke Emitor akan semakin besar. untuk lebih jelaskan, lihat di pembuaatan simulasi rangkaian sederhana dibawah.


5. Rangkaian [kembali]
Pada pembuatan rangkaian sederhana ini, saya menggunakan Aplikasi Proteus Design Suite 8.6. Sebelum kita menuju ke simulasi, saya akan menjelaskan bagaimana kerja Phototransistor.



1. Rangkaian Dasar Dengan Logika HIGH Pada Saat Mendeteksi Cahaya
Dengan konfigurasi pada gambar pertama diatas photo transistor sudah dapat memberikan logika HIGH pada saat menerima pancaran cahaya. Pada saat menerima cahaya maka nilai konduktifitas kaki kolektor – emitor akan naik sehingga Vout mendapat sumber tegangan dari Vcc melalui kaki emitor photo transistor sehingga Vout berlogika HIGH dan sebaliknya pada saat tidak menerima cahaya maka photo transistor OFF dan Vout dihubungkan ke ground melalui RL sehingga berlogika LOW.


Kemudian untuk konfigurasi kedua dari gambar 1 diatas. Pada saat photo transistor menerima cahaya maka photo transistor konduk sehingga TR1 tidak mendapat bias basis sehingga TR1 OFF dan Vout berlogika HIGH. Kemudian pada saat photo transistor tidak menerima cahaya makan photo transistor OFF dan basis transistor TR1 mendapat bias maju sehingga TR1 ON dan Vout dihubungkan ke ground melalui TR1 sehingga Vout berlogika LOW.



2. Rangkaian Dasar Dengan Logika LOW Pada Saat Mendeteksi Cahaya
Dari gambar rangkaian pertama diatas pada saat photo transistor menerima cahaya maka photo transistor ON sehingga Vout dihubungkan ke ground melalui photo transistor sehingga Vout berlogika LOW dan sebaliknya pada saat tidak menerima cahaya maka photo transistor OFF dan Vout dihubungkan ke Vcc melalui RL sehingga berlogika HIGH. Kemudian untuk konfigurasi kedua dari gambar 2 diatas pada saat photo transistor menerima cahaya maka photo transistor konduk sehingga TR1 mendapat bias basis sehingga TR1 ON dan Vout dihubungkan ke ground oleh TR1 sehingga Vout berlogika LOW.
Kemudian pada saat photo transistor tidak menerima cahaya makan photo transistor OFF dan basis transistor TR1 tidak mendapat bias maju sehingga TR1 OFF dan Vout dihubungkan ke Vcc melalui RL sehingga Vout berlogika HIGH. Jika ada waktu dan komponen bisa dicoba Light Switch With Photo TransistorLight switch dapat dibuat dari beberpa macam sensor cahaya. Rangkaian light switch berikut dibuat menggunakan sensor cahaya berupa photo transistor.
Setelah penjelasan diatas, maka inilah bentuk simulasi yang telah kami buat.


Ketika Transistor mengalami ON (mendapatkan cahaya)





Ketika Phototransistor mengalami OFF (tidak mendapatkan cahaya)





6. Video [kembali]





7.Link Download [kembali]

Link HTML download disini
Link video download disini 
Link rangkaian download disini
Link data sheet photodioda download disini
Link data sheet phototransistor download disini
Link data sheet transistor NPN download disini





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PRAKTIKUM MIKRO PROSESSOR DAN MIKRO KONTROLER (A) BAHAN UNTUK PRAKTIKUM  MIKRO PROSESSOR DAN MIKRO KONTROLER   2020          Oleh :  DEVARA ...